Ciri-Ciri Depresi pada Wanita, Benarkah Kaum Hawa Lebih Rentan?

1 dari 8 wanita merasa depresi sepanjang hidupnya dan dua kali lebih rentan terkena depresi daripada pria

Di penjuru dunia, depresi merupakan pemicu penyakit dan disabilitas, menurut rilis WHO. Lebih jauh lagi, wanita rupanya dua kali lebih rentan mengalami depresi dibandingkan pria. Mari kenali ciri-ciri depresi pada wanita lebih jauh.

Masih dari WHO, mereka mencatat hingga kini lebih dari 300 juta orang mengalami depresi, meningkat 18% mulai dari tahun 2005 hingga 2015.

Depresi merupakan sakit mental yang ditandai rasa sedih berkepanjangan dan tidak tertarik pada aktivitas normal apapun selama lebih dari 14 hari.

Mengapa penderita depresi terus bertambah?

Badan Kesehatan Dunia (WHO) membuat sebuah kampanye untuk mengurangi depresi berjudul “Let’s Talk”. Dari judulnya saja, sudah tersirat bahwa kunci untuk menangani depresi adalah dengan hadir memberi dukungan bagi orang yang depresi.

Meski demikian, di banyak negara hanya sedikit dukungan bagi orang yang mengalami gangguan mental. Rata-rata, hanya 3% anggaran pemerintah yang diinvestasikan untuk urusan kesehatan mental.

Rendahnya kepedulian dan akses untuk kesehatan mental ini menggerogoti produktivitas sebuah negara. Tanpa disadari, kerugiannya justru lebih besar.

Benarkah wanita lebih rentan depresi?

National Alliance of Mental Illness telah merilis dimensi dari depresi pada wanita, dengan detil sebagai berikut:

  • 1 dari 8 wanita merasakan depresi sepanjang hidupnya, dua kali lebih banyak dibandingkan dengan pria
  • ciri-ciri depresi pada wanita ditemukan paling banyak pada wanita paruh baya ras Hispanik
  • angka bunuh diri wanita di usia muda (15-24 tahun) tertinggi datang dari wanita Asia-Amerika

Mendukung data NAMI tersebut, National Institute of Mental Health mengklasifikasikan beberapa tipe depresi pada wanita:

  • PMDD (pre-menstrual)

Istilah PMS tentu tidak asing lagi, menandai saat wanita lebih moody dan mudah tersinggung beberapa hari jelang menstruasi. Jika sudah sampai ke tahap parah, yang terjadi adalah Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).

Kondisi ini sangat serius dengan gejala ingin bunuh diri, tidak nafsu makan, mudah marah, merasa sedih, nyeri otot, hingga payudara sensitif.

  • Perinatal

Siapa bilang kehamilan adalah proses yang mudah? Semua perubahan yang dialami wanita bisa berujung ke depresi perinatal, yang bisa terjadi selama atau setelah kehamilan.

Dibandingkan dengan baby blues, depresi perinatal lebih serius hingga membuat penderitanya merasa sedih, cemas, dan lelah luar biasa hingga tak bisa menjalankan tugas sebagai calon ibu atau ibu baru.

  • Perimenopausal

Periode lain yang juga rentan membuat wanita depresi adalah perimenopausal, yaitu transisi menuju menopause. Di sini, wanita bisa kehilangan ketertarikannya untuk melakukan apapun dan mudah marah.

Artinya, wanita lebih rentan mengalami depresi karena fluktuasi hormon yang luar biasa ketika mereka dewasa. Faktornya banyak, mulai dari bagaimana mereka lebih melibatkan perasaan pada setiap hubungan, hingga masa hidup lebih lama yang memicu rasa kesepian.

Apa ciri-ciri depresi pada wanita?

Untuk membedakan apakah seorang wanita hanya merasakan sedih sementara atau dihantui depresi, berikut ini beberapa ciri-cirinya:

  • Terus-menerus merasa sedih, cemas, dan hampa
  • tidak tertarik melakukan aktivitas yang dulunya menyenangkan
  • tidak bisa beristirahat dan sangat sering menangis
  • merasa tidak berguna
  • tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
  • nafsu makan hilang atau berlebih
  • tidak berenergi
  • ingin mengakhiri hidup
  • sulit berkonsentrasi atau mengambil keputusan
  • tidak bisa mengendalikan amarah

Jika Anda mengalami atau mengetahui seseorang dengan ciri-ciri depresi pada wanita seperti di atas, beri dukungan penuh dan periksakan pada psikiater.

Ketahui faktor biologis, interpersonal, hingga psikologis yang mungkin memicu depresi pada wanita. Berolahraga, meditasi, dan bijak kelola stres bisa menjadi pilihan untuk keluar dari depresi. Masih banyak cara untuk ‘menyelamatkan’ mereka.

Menjaga Kesehatan Vagina Ternyata Tak Perlu Repot

Menjaga kesehatan vagina sangat penting untuk menjauhkan Anda dari berbagai gangguan kesehatan

Vagina adalah saluran yang terbentuk dari otot yang menyambungkan leher rahim (serviks) dengan mulut vagina. Bagian luar organ seksual perempuan ini berupa vulva yang melindungi mulut vagina.

Menjaga kesehatan vagina bukan saja menghindarkan organ intim kaum hawa dari penyakit, tapi sekaligus mempertahankan agar fungsinya tetap normal. 

Faktor alami penjaga kesehatan vagina

Vagina mempunyai caranya sendiri untuk membersihkan diri, yaitu dengan bantuan sekresi lendir. Karena itu, Anda sebetulnya tidak perlu menggunakan berbagai produk pembersih vagina.

Beberapa faktor-faktor alami yang turut berperan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan vagina meliputi:

1. Sekresi lendir vagina

Selain darah yang keluar di saat menstruasi, lendir berwarna bening atau putih yang sering keluar dari vagina juga termasuk normal. Lendir ini diproduksi secara alami di leher rahim atau serviks, guna membersihkan dan melindungi vagina.

Keluarnya lendir tersebut memang sering disebut keputihan. Tetapi keputihan tidak selalu menandakan adanya penyakit.

Konsistensi, warna, dan jumlah lendir yang keluar dari vagina bisa berubah-ubah, sesuai dengan kondisi hormon tubuh wanita. Dengan kata lain, pengeluaran lendir ini erat hubungannya dengan siklus menstruasi, kehamilan, kondisi stres, dan menopause

Jumlah dan wujud lendir vagina juga akan bervariasi sepanjang siklus menstruasi. Pada saat ovarium melepaskan sel telur atau proses ovulasi, lendir yang keluar akan berwarna bening dengan jumlah cukup banyak dan bisa bertekstur lentur, seperti putih telur mentah.

Ciri dari lendir vagina atau keputihan normal adalah tidak adanya bau dan warna lendir yang bening atau putih. Kadang-kadang lendir vagina memang menyebabkan rasa lembap yang kurang nyaman. Namun lendir ini tidak akan menimbulkan rasa gatal atau sakit di vagina.

Jika ada perubahan yang dirasa abnormal pada lendir vagina dari segi jumlah, warna, bau, apalagi terasa gatal, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter. Pasalnya, perubahan yang abnormal bisa saja mengindikasikan infeksi pada vagina. 

2. Bakteri di vagina

Secara alami, banyak bakteri yang hidup di vagina. Keberadaannya berfungsi melindungi kesehatan vagina.

Bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa vagina dan usus adalah dua organ tubuh manusia yang paling banyak mengandung bakteri. 

Beberapa fungsi bakteri baik yang hidup di vagina meliputi:

  • Mendominasi dalam segi jumlah agar bisa mengalahkan bakteri-bakteri yang berpotensi menimbulkan penyakit di vagina
  • Menjaga tingkat keasaman vagina agar selalu seimbang. Salah satu jenis bakteri baik adalah lactobacilli. Bakteri ini menjaga tingkat keasaman di vagina agar tetap normal dan berada di bawah pH 4,5, sehingga mencegah tumbuhnya organisme lain.
  • Memproduksi bakteriosin, yaitu semacam antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab penyakit yang masuk ke vagina.
  • Memproduksi senyawa yang bisa mencegah bakteri jahat menempel dan berkembang di dinding vagina.

Jika keseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat terganggu, akan terjadi infeksi dan peradangan pada vagina yang disebut bacterial vaginosis (BV). 

Tips menjaga kesehatan vagina

Untuk menjaga kesehatan vagina, Anda tidak perlu terlalu repot. Anda cukup melakukan hal-hal berikut ini: 

1. Jaga kesehatan tubuh secara umum

Anda bisa melakukannya dengan makan sehat, menjaga berat badan tetap ideal, dan rutin berolahraga. 

Olahraga (seperti jalan kaki dan lari) bisa membantu menguatkan otot-otot dasar panggul. Sementara senam kegel bisa menguatkan otot vagina. 

Jika terkena penyakit kronis (seperti diabetes), organ seksual bisa terkena dampaknya. Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan meningkatnya risiko terkena infeksi jamur di vagina dan infeksi saluran kemih.

2. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

Langkah ini perlu Anda lakukan sesuai dengan rekomendasi dokter dan sesuai kondisi kesehatan Anda. Jangan lewatkan pemeriksaan Pap smear untuk mendeteksi dini kanker leher rahim dan pemeriksaan untuk melihat penyakit menular seksual. 

3. Gunakan kondom

Meminta pasangan Anda untuk menggunakan kondom ketika berhubungan intim bertujuan melindungi diri dari penyakit menular seksual, khususnya bila memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang.

4. Cukup gunakan air bersih untuk membasuh vagina

Tidak perlu menggunakan douche atau produk-produk kimia yang diklaim dapat membersihkan vagina dari kuman serta membuatnya harum. Penggunaan produk ini malah bisa mengganggu keseimbangan bakteri di vagina dan menimbulkan infeksi.

Bila Anda tetap ingin membasuh vagina dengan air dan sabun, pilihlah sabun yang lembut dan ringan. Ingat pula bahwa sabun hanya boleh digunakan untuk membersihkan bagian luar vagina. 

5. Jangan pernah mengabaikan perdarahan abnormal dari vagina

Apabila ada perdarahan yang terjadi setelah masa menopause atau di antara siklus haid, segera periksakan diri Anda ke dokter.

Langkah merawat dan menjaga kesehatan vagina cukup sederhana, bukan? Anda bisa menerapkannya tanpa repot.

Anda juga perlu mengenali kondisi vagina Anda dengan cermat. Bila ada hal-hal yang terasa janggal, tak perlu malu untuk konsultasi dengan dokter.

Apa Perbedaan Obstetri dan Ginekologi?

Meski sama-sama membahas mengenai kesehatan reproduksi wanita, obstetri dan ginekologi ternyata memiliki fokus ilmu yang berbeda

Terlihat sama, obstetri dan ginekologi sebenarnya adalah cabang ilmu kedokteran yang berbeda. Akan tetapi, karena lingkup besar pelayanannya sama, yakni dua masalah kesehatan terbesar pada wanita, maka di Indonesia keduanya tergabung dalam satu keahlian atau spesialisasi yang disebut dengan istilah obgyn.

Dalam istilah orang awam, dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau sering disingkat menjadi obgyn adalah dokter kandungan

Kendati demikian, tak banyak yang tahu bahwa dokter spesialis obstetri dan ginekologi memiliki fokus ilmu yang berbeda. Lantas, apa perbedaan ahli obstetri dan ginekologi?

Perbedaan obstetri dan ginekologi

Obstetri dan ginekologi sejatinya mengkhususkan diri pada hal yang berbeda. Obstetri adalah ilmu kedokteran yang khusus mempelajari kehamilan dan persalinan. Hal ini termasuk proses sebelum, selama, dan sesudah seorang wanita melahirkan.

Sementara, ginekologi adalah ilmu kedokteran yang fokus mempelajari organ reproduksi wanita, meliputi vagina, rahim, ovarium, dan tuba falopi. 

Hal tersebut termasuk diagnosis, pemeriksaan, hingga perawatan atau pengobatan. Selain itu, cabang kedokteran ini juga mencakup pemeriksaan dan pengobatan yang berkaitan dengan payudara.

Meski terlihat sama, ternyata ada perbedaan obstetri dan ginekologi yang perlu diketahui
Obstetri dan ginekologi berada dalam lingkup kerja masalah kesehatan terbesar pada wanita

Meski terdapat perbedaan obstetri dan ginekologi, keduanya memiliki lingkup kerja yang masuk dalam dua masalah kesehatan terbesar pada wanita yang dikenal dengan istilah Obgyn. 

Di Indonesia sendiri, dokter spesialis ini memiliki gelar Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) atau disingkat menjadi SpOG. 

Selain menangani proses kehamilan dan persalinan, dokter spesialis Obgyn juga menangani masalah kesuburan dan menstruasi, penyakit infeksi menular seksual (IMS), gangguan hormon, hingga melakukan prosedur medis pada organ panggul dan saluran kemih. 

Meski ada beda Obgyn dan SpOG dari segi spesialisasi, umumnya mereka lulus dari studi kedokteran dan melanjutkan program spesialisasi selama empat tahun di bidang kebidanan dan kandungan. 

Program spesialisasi atau residensi melatih calon spesialis obstetri dan ginekologi mengenai ilmu kesehatan prakehamilan, selama kehamilan, persalinan dan melahirkan, masalah kesehatan setelah melahirkan, genetik, dan konseling genetik. 

Apa yang dilakukan oleh ahli obstetri?

Selama kehamilan, ahli obstetri akan melakukan berbagai pemeriksaan
Ahli obstetri sedang memantau kondisi kesehatan dan perkembangan janin

Selama kehamilan, ahli obstetri akan melakukan berbagai pemeriksaan, di antaranya:

  • Memantau kondisi kesehatan dan perkembangan janin Anda, termasuk rutin melakukan tes USG (ultrasonografi) dan serangkaian tes lainnya yang diperlukan
  • Memeriksa kondisi kesehatan yang mungkin dapat menimbulkan masalah selama kehamilan atau memengaruhi kesehatan bayi, seperti: tekanan darah tinggidiabetes, infeksi, atau kelainan genetik 
  • Memberi saran mengenai pola dietolahraga, meditasi, dan tips sehat lainnya sesuai kebutuhan Anda agar tetap sehat 
  • Membantu Anda mengatasi morning sicknesssakit punggung dan kaki, heartburn, serta berbagai keluhan selama kehamilan lainnya 
  • Menjawab seluruh pertanyaan Anda seputar proses persalinan dan komplikasinya serta perkembangan janin 
  • Menjelaskan proses persalinan dan kelahiran 

Apa yang dilakukan oleh ahli ginekologi?

Ahli ginekologi berperan dalam memeriksa dan memberi saran mengenai sistem reproduksi wanita. Ahli ginekologi akan membantu Anda dalam mendiagnosis masalah kesehatan organ reproduksi, pemeriksaan, hingga pengobatannya. 

Beberapa hal yang bisa ditangani oleh ahli ginekologi, antara lain:

Kapan harus menemui dokter spesialis obstetri dan ginekologi (dokter kandungan)?

Bukan hanya ibu hamil saja tetapi setiap wanita perlu memeriksakan kesehatan reproduksinya ke dokter kandungan secara rutin. 

Hal ini termasuk masalah yang berkaitan dengan menstruasi dan menopause, seperti:

  • Saran mengenai cara mengurangi kram
  • Perdarahan menstruasi tidak normal 
  • Perubahan suasana hati saat haid 
  • Saran saat mengalami sindrom pramenstruasi 
  • Pemeriksaan kista dan fibroid
  • Masalah pada organ panggul
  • Masalah pada organ reproduksi wanita

Jika Anda mengalami menopause, Anda dapat mengunjungi dokter spesialis obstetri dan ginekologi guna mencegah terjadinya libido rendah, vagina keringhot flashes, tulang mengeropos, inkontinensia, dan terapi penggantian hormon. 

Jika Anda cukup aktif secara seksual, maka Anda dapat mengunjungi spesialis obstetri dan ginekologi untuk: 

Apabila Anda berencana untuk hamil, Anda dapat bertemu dengan dokter obgyn untuk melakukan:

  • Perencanaan program kehamilan
  • Perawatan prenatal
  • Pengobatan masalah kesuburan (infertilitas)
  • Pola diet, jika dibutuhkan
  • Seputar opsi persalinan
  • Depresi pascapersalinan 

Catatan SehatQ

Obstetri dan ginekologi sejatinya adalah fokus ilmu yang berbeda. Meski terdapat perbedaan obstetri dan ginekologi, kedua cabang ilmu ini memiliki lingkup kerja yang masuk dalam dua masalah kesehatan terbesar pada wanita yang dikenal dengan istilah Obgyn. 

Tak hanya ibu hamil, setiap wanita perlu memeriksakan kondisi organ reproduksinya ke dokter spesialis obstetri dan kandungan secara rutin. 

Anda tak perlu malu dan ragu untuk mengunjungi dokter kandungan saat sedang mengalami masalah yang berkaitan dengan menstruasi, menopause, atau hubungan seksual. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. 

Jika masih bingung, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter umum terlebih dahulu. Setelah mendapat anjuran dokter umum serta melakukan pemeriksaan fisik, Anda mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

Berbagai Macam Pengobatan Mioma Uteri Untuk Penderita Penyakit Miom.

Pertumbuhan Mioma Uteri biasanya tidak mengalami gejala dan dapat terjadi pada setiap wanita

Mioma uteri adalah pertumbuhan abnormal atau tumor di rahim. Ini merupakan tumor yang jinak, dan tidak berpotensi menjadi kanker. Mioma uteri biasanya tumbuh dengan lambat atau bahkan stagnan. Setelah menopause, mioma uteri cenderung akan menyusut.

Mioma uteri dapat terjadi pada setiap wanita. Penyakit ini seringkali hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, jika gejala mioma uteri menjadi masalah pada diri Anda maka Anda harus melakukan pengobatan.

Mioma uteri dialami oleh banyak wanita

Banyak wanita yang memiliki mioma uteri, baik berukuran besar maupun kecil, tanpa mengalami gejala atau tanda-tanda apapun. Akan tetapi pada sebagian wanita, terdapat gejala yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Wanita yang memiliki mioma uteri, tidak harus selalu melakukan pengobatan. Sebab, pengobatan baru dilakukan bila mioma uteri menjadi masalah.

Jika mengalami gejala perdarahan dan rasa sakit di perut bawah yang terus-menerus, maka sebaiknya periksakan pertumbuhan mioma uteri Anda ke dokter.

5 Pilihan penanganan untuk mioma uteri

Penanganan terhadap mioma uteri tentu harus dilakukan, bila gejala yang dirasa semakin parah. Berikut ini pilihan penanganan yang dapat Anda jalani.

1. Penggunaan obat-obatan

Beberapa jenis obat ini bisa meredakan gejala atau membuat mioma uteri menyusut.

  • Agonis Gonadotropin releasing hormon (GnRH):
    Obat ini dapat membuat mioma uteri menyusut. Dokter akan meresepkan ini untuk mengecilkan ukuran mioma uteri Anda. Biasanya digunakan tidak lebih dari enam bulan. Namun obat ini memiliki risiko terjadi osteoporosis, sehingga dokter biasanya memberikan obat hormon progesteron untuk meminimalkan terjadinya osteoporosis di kemudian hari.
  • Asam traneksamat:
    Obat non-hormonal ini digunakan untuk meredakan perdarahan yang berat.
  • Alat kontrasepsi pelepas progestin (IUD):
    Obat ini dapat meredakan pendarahan hebat, dan nyeri perut bawah yang terjadi akibat mioma uteri. IUD hanya meredakan gejala, bukan menghilangkan mioma uteri.
  • Pil KB:
    Pil kontrasepsi ini dapat mengendalikan perdarahan dan anemia akibat mioma uteri.

2. Ablasi endometrium

Prosedur ini dilakukan dengan alat khusus yang dimasukkan ke dalam rahim Anda. Dokter menghancurkan lapisan rahim dengan energi gelombang mikro atau arus listrik, untuk mengurangi perdarahan akibat mioma uteri.

3. Embolisasi mioma uteri

Dokter akan menyuntikkan polivinil alkohol (PVA) ke dalam pembuluh darah yang memasok mioma uteri. Lalu, PVA akan memblokir suplai darah ke mioma uteri. Mioma uteri pun akan menyusut dan mengecil.

Dalam proses ini, Anda dapat mengalami mual dan muntah. Komplikasi dapat terjadi jika pasokan darah ke ovarium atau organ lain terganggu.

4. Miomektomi

Miomektomi merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat mioma uteri. Hal ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang berisiko pada kemandulan. Anda harus menunggu 4-6 bulan setelah operasi, sebelum merencanakan kehamilan.

Miomektomi dilakukan melalui pembedahan perut, maupun menggunakan histeroskopi dan laparoskopi, untuk mengangkat mioma uteri, tanpa membuat luka besar di perut.

Selain itu, prosedur ini bisa dijalankan dengan menggunakan energi ultrasonografi yang dipandu MRI, yang dapat secara akurat menunjukkan mioma uteri. Lalu, mioma uteri tersebut pun akan dihancurkan.

5. Histerektomi

Histerektomi merupakan operasi pengangkatan rahim. Ini merupakan solusi permanen yang terbukti menghilangkan mioma uteri. Akan tetapi setelah melakukan operasi ini, Anda tidak dapat hamil.

Dari berbagai pilihan pengobatan yang ada, Anda harus tetap berkonsultasi pada dokter. Setiap pengobatan tentu memiliki risiko dan manfaatnya tersendiri. Oleh sebab itu, diskusikanlah hal tersebut dengan dokter.

Akan tetapi, bila hanya merasakan gejala ringan Anda dapat melakukan perawatan di rumah, dengan mengompres perut bagian bawah dengan air hangat.  

Sebagai pilihan lain, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri ringan, untuk mengatasi sakit akibat mioma uteri.

Kenali Gejala Kanker Serviks Ini, Sebelum Terlambat.

Gejala kanker serviks umumnya baru akan muncul saat kanker mulai menyebar ke jaringan di sekitarnya

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita di Indonesia. Bahkan berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Globocan pada 2018, penderita kanker serviks di Indonesia bertambah sebanyak 32.469 orang.

Angka tersebut tentu bukanlah jumlah yang kecil, dan diharapkan dapat terus menurun. Kanker serviks merupakan penyakit yang berbahaya. Namun apabila perawatan dimulai sejak dini, maka akan semakin besar juga kemungkinan penderitanya dapat bertahan.

Gejala Kanker Serviks yang Umum Terjadi

Karena itu, bagi Anda para wanita, mengenali gejala kanker serviks dapat menjadi langkah awal untuk melakukan deteksi dini penyakit ini. Berikut ini kondisi-kondisi yang perlu Anda waspadai sebagai gejala kanker serviks.

Pada tahap awal, kanker serviks biasanya belum menimbulkan gejala. Gejala umumnya baru akan muncul saat kanker mulai menyebar ke jaringan di sekitarnya. Saat hal ini terjadi, ada tiga gejala yang paling umum terjadi.

1. Perdarahan dari Vagina di Luar Periode Menstruasi

Gejala kanker serviks yang paling umum adalah terjadinya perdarahan pada vagina saat tidak sedang menstruasi. Perdarahan dapat terjadi setelah Anda berhubungan seksual, dalam masa menopause, maupun di antara periode menstruasi. Selain itu, apabila mengalami menstruasi, volume dan durasinya lebih lama dibandingkan yang biasa terjadi.

2. Nyeri saat Melakukan Hubungan Seksual

Dispareunia atau nyeri saat berhubungan intim bisa menjadi pertanda adanya kanker serviks

Beberapa wanita dapat merasakan sakit dan tidak nyaman saat berhubungan seksual. Kondisi ini dinamakan dyspareunia. Meski kanker serviks bukanlah satu-satunya penyebab dyspareunia, tidak ada salahnya Anda memeriksakan kondisi ke dokter apabila mengalami keluhan serupa.

3. Gejala Lainnya

Selain kedua gejala di atas, kondisi lain seperti keluarnya cairan dari vagina yang berbau tidak sedap, juga bisa menjadi gejala kanker serviks. Munculnya rasa sakit di area sekitar tulang panggul pun, dapat menandakan kanker serviks.

Pada kanker serviks yang sudah parah, gejala yang dapat muncul antara lain rasa lelah berlebihan, pembengkakan dan sakit pada kaki, serta nyeri pada punggung bagian bawah.

Keluarnya cairan yang berbau tidak sedap dan rasa sakit disekitar tulang pinggul bisa menjadi pertanda adanya kanker serviks

Namun Anda perlu ingat, bahwa kondisi-kondisi di atas juga dapat terjadi akibat faktor selain kanker serviks. Sebagai contoh, infeksi juga dapat menimbulkan rasa nyeri, atau perdarahan pada vagina.

Untuk memastikannya, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter, yang akan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Jangan menunda-nunda konsultasi ini.

Mengabaikan kanker serviks bisa membuat penyakit tersebut berkembang semakin parah, dan mengurangi tingkat keberhasilan perawatan. Selain itu, akan lebih baik lagi jika Anda rutin menjalani pemeriksaan, meski tidak merasakan gejala tertentu.

Pemeriksaan Gejala Kanker Serviks 

Pemeriksaan untuk mengenali gejala kanker serviks saat ini telah dapat Anda jalani di Puskesmas. Sebanyak 3.700 Puskesmas di Indonesia telah memiliki pelayanan deteksi dini kanker serviks. Sementara itu, perawatan untuk kanker dapat segera dilakukan di rumah sakit kabupaten atau kota, secara berjenjang.

Deteksi dini kanker rahim dilakukan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Apabila hasil pemeriksaan dinyatakan positif, maka pasien akan menjalani perawatan krioterapi. Para peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat menjalani tes IVA secara gratis di Puskesmas.

Masalah reproduksi lain yang harus diwaspadai wanita

Menjalani pemeriksaan kesehatan reproduksi di Puskesmas, klinik, maupun rumah sakit, bisa menjadi deteksi dini kanker serviks. Selain itu, pemeriksaan tersebut juga bisa mengantisipasi sejumlah masalah reproduksi lainnya berikut ini, yang harus diwaspadai wanita. 

Mengenali gejala kanker serviks dan penyakit lainnya yang menyerang reproduksi wanita secara dini, dapat membantu meningkatkan tingkat keberhasilan perawatan. Oleh karena itu, jangan sampai Anda mengabaikan setiap gejalanya.

Infografis masalah pada organ reproduksi wanita

Kenali Perbedaan Kangker Vagina Dan Tumor Rahim Ini.

Kanker vagina dan tumor rahim memiliki gejala yang serupa sehingga sulit untuk dibedakan

Kanker vagina dan tumor rahim menjadi penyakit yang menyeramkan bagi para wanita. Keduanya memiliki gejala serupa, sehingga kerap membingungkan.

Meski demikian, baik kanker vagina maupun tumor rahim, menimbulkan gejala tersendiri. Anda bisa menjalani tes panggul sebagai langkah antisipasi.

Kanker Vagina dan Tumor Rahim pada Wanita

Kanker vagina merupakan jenis kanker yang langka. Kanker ini terjadi pada vagina, yaitu saluran otot yang menghubungkan rahim dengan alat kelamin luar wanita. Kanker vagina sering menyerang sel-sel yang melapisi permukaan vagina.

Sementara itu, tumor rahim merupakan pertumbuhan abnormal, atau tumor jinak pada otot yang tumbuh di rahim Anda. Tumor rahim dapat muncul di rahim, dinding rahim, dan permukaan rahim. Ukuran dari tumor rahim dapat bervariasi.

Perbedaan Penyebab Kanker Vagina dan Tumor Rahim

Penyebab dari kanker vagina tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, kanker mulai muncul ketika mutasi genetik mengubah sel-sel normal, menjadi abnormal. Sel-sel kanker tumbuh dan berkembang biak dengan tidak terkendali, serta tak dapat mati.

Sementara itu, penyebab dari tumor rahim juga tidak diketahui secara pasti. Hanya saja, hormon estrogen dan progesteron merupakan hormon yang membuat lapisan rahim menebal tiap bulan. Penebalan ini terjadi selama menstruasi, dan memengaruhi pertumbuhan tumor rahim.

Faktor genetika diduga menjadi penyebab tumor rahim.

Perbedaan Gejala Kanker Vagina dan Tumor Rahim

Kanker vagina awal mungkin tidak menyebabkan gejala apapun, tapi dapat menimbulkan gejala sebagai berikut, seiring perkembangannya.

  • Perdarahan abnormal
  • Terdapat benjolan di vagina
  • Keputihan berair
  • Nyeri panggul
  • Buang air kecil terasa sakit
  • Sembelit

Tumor rahim juga seringkali tidak menunjukkan gejala apapun. Akan tetapi, tumor rahim dapat pula menunjukkan gejala sebagai berikut ini.

  • Pendarahan abnormal
  • Menstruasi yang menyakitkan
  • Menstruasi yang berkepanjangan
  • Perut terasa sakit, penuh, dan tertekan
  • Perut atau rahim yang membesar
  • Sembelit
  • Sering buang air kecil
  • Sakit saat berhubungan seksual

Perbedaan Pengobatan Kanker Vagina dan Tumor Rahim

Jika mengalami gejala kanker vagina, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter, untuk menjalani tes panggul atau pap smear.

Akan tetapi, bila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kanker, maka dokter akan merekomendasikan beberapa penanganan terhadap kanker vagina, sebagai berikut.

1. Operasi

Dokter mungkin akan menggunakan laser untuk memotong jaringan, atau area yang terkena pertumbuhan kanker. Pada beberapa kasus, seluruh atau sebagian vagina mungkin perlu diangkat.

Dokter dapat pula melakukan histerektomi, yaitu pengangkatan rahim. Bahkan terkadang, mulut rahim, indung telur, atau bagian lainnya, juga perlu diangkat.

2. Terapi Radiasi

Pengobatan ini menggunakan sinar-X tinggi atau radiasi lain guna membunuh kanker. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan mesin yang dapat mengirimkan sinar-X ke tubuh Anda. Dokter juga akan menempatkan zat radioaktif di kanker atau dekat kanker Anda.

3. Kemoterapi

Pengobatan ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh atau menghentikan pertumbuhan kanker. Obat tersebut dapat diberikan secara oral atau melalui infus.

Sementara itu, jika memiliki gejala tumor rahim, Anda juga harus memeriksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan melakukan tes USG transvaginal atau panggul, biopsi lapisan rahim, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk mendiagnosis tumor rahim.

Berikut ini pilihan penanganan medis untuk tumor rahim.

1. Obat-obatan

Kini telah tersedia obat-obatan untuk mengurangi pertumbuhan tumor rahim, yaitu gonadotropin releasing hormon (GnRH), asam traneksamat, alat kontrasepsi pelepas progestin (IUD), pil KB.

2. Embolisasi Tumor Rahim

Pengobatan ini dilakukan dengan menyuntikkan polivinil alkohol  ke dalam arteri yang menyebabkan tumor rahim. PVA pun akan memblokir suplai darah ke tumor rahim. Dengan demikian, tumor rahim pun akan menyusut, dan mengecil.

3. Ablasi Endometrium

Prosedur ini dilakukan untuk menghancurkan lapisan rahim dengan energi gelombang mikro, atau arus listrik untuk mengurangi perdarahan, dan pertumbuhan tumor rahim.

4. Miomektomi

Miomektomi merupakan operasi yang dilakukan untuk menghilangkan tumor rahim. Miomektomi dilakukan dengan membedah perut, atau menggunakan histeroskopi dan laparoskopi, untuk menghilangkan tumor rahim.

Prosedur ini dapat pula menggunakan energi ultrasonografi yang dipandu MRI untuk menunjukkan letak tumor rahim, dan menghancurkannya.

5. Histerektomi

Histerektomi merupakan solusi permanen dalam menghilangkan tumor rahim. Histerektomi adalah pengangkatan sebagian atau seluruh rahim. Hanya saja, Anda tidak bisa mengalami kehamilan, setelah menjalani operasi ini.

Kanker vagina dan tumor rahim memiliki sejumlah gejala serupa, tapi juga menimbulkan gejala yang bisa berbeda. Keduanya pun membutuhkan penanganan berbeda. Konsultasikan kondisi Anda ke dokter, untuk mendapatkan perawatan yang paling tepat.

Apakah Perlu Kedokter Saat Mengalami Vaginitis.?

Vaginitis adalah proses peradangan pada vagina yang umumnya disebabkan oleh infeksi

Vaginitis adalah proses peradangan pada vagina yang umumnya disebabkan oleh infeksi. Kebanyakan dari wanita akan mengalami vaginitis satu kali dalam hidupnya. Penyebab, gejala, dan terapi vaginitis bervariasi, berdasarkan penyebabnya.

Seperti pada penyakit lainnya, beberapa faktor risiko vaginitis dapat dikontrol maupun tidak dapat dikontrol. Oleh karena itu, kenali tipe-tipe peradangan vagina ini, dan gejalanya.

4 Tipe vaginitis

Berikut beberapa tipe vaginitis yang perlu Anda ketahui.

1. Vaginosis bakterialis

Vaginitis jenis ini biasanya menyebabkan keputihan yang berwarna putih keabu-abuan. Keputihan pada vaginosis bakterialis memiliki bau yang khas, yaitu menyengat seperti ikan, yang dapat tercium setelah berhubungan badan.

2. Infeksi jamur

Vaginosis ini biasanya disebabkan oleh jamur candida dan sangat gatal. Infeksi jamur ini menimbulkan keputihan yang kental dan putih seperti keju.

3. Trikomoniasis

Pada kondisi ini infeksi parasit yang ditularkan secara seksual, menimbulkan keputihan yang berwarna kuning-kehijauan, berbusa dan diikuti bau yang tidak sedap, gatal serta nyeri seperti rasa terbakar pada vagina.

4. Atrofi vagina

Penurunan kadar hormon estrogen pada orang yang telah menopause dapat menyebabkan penipisan dinding vagina, yang memicu mudahnya terjadi iritasi dan peradangan.

Gejala umum vaginitis

Beberapa tipe dari vaginitis di atas dapat dibedakan dari warna dan bau keputihan. Namun beberapa gejala lain dapat muncul di seluruh tipe vaginitis, antara lain:

  • Gatal atau iritasi pada vagina
  • Nyeri pada saat berhubungan badan
  • Nyeri ketika buang air kecil
  • Perdarahan ringan dari vagina
  • Pembengkakan yang berwarna merah pada labia dan daerah sekitar anus
  • Keputihan yang bau dalam volume yang banyak

Vaginitis yang membutuhkan penanganan dokter

Pada umumnya, vaginitis bukan kondisi yang mengancam jiwa. Namun, Anda harus memperhatikan beberapa kondisi pada vaginitis yang membutuhkan penanganan dokter, seperti berikut ini.

  • Tidak pernah mengalami vaginitis sebelumnya
  • Mengalami vaginitis sebelumnya, dengan gejala yang berbeda
  • Mempunyai pasangan seks yang baru, atau berganti-ganti
  • Demam, menggigil, atau nyeri panggul
  • Hamil
  • Vaginitis yang tidak sembuh dengan pengobatan

Diabetes jadi salah satu faktor risiko vaginitis

Untuk mencegah terjadinya vaginitis ulang, Anda sebaiknya memperhatikan beberapa faktor risiko berikut ini.

  • Perubahan hormon, seperti kondisi pada kehamilan, penggunaan pil kontrasepsi, atau menopause
  • Aktif secara seksual, atau memiliki penyakit menular seksual
  • Penggunaan antibiotik dan obat-obatan yang mengandung steroid
  • Diabetes
  • Penggunaan alat-alat pembersih daerah kewanitaan
  • Menggunakan celana yang ketat
  • Memakai alat kontrasepsi spiral

Langkah-langkah untuk kurangi risiko vaginitis

Menjaga kebersihan tubuh, menggunakan sabun mandi tanpa pewangi, menghindari alat-alat pembersih daerah kewanitaan, memakai pakaian yang longgar, melakukan hubungan badan yang aman, dan hanya menggunakan antibiotik sesuai dengan resep dokter, dapat mengurangi resiko terjadinya vaginitis.

Selain itu, setelah buang air kecil atau buang air besar, lakukan sapuan dari depan ke belakang saat membasuh, untuk menghindari resiko penyebaran bakteri dari anus ke daerah vagina.

Banyak penyebab vaginitis memiliki gejala yang serupa. Oleh karena itu. berkonsultasi ke dokter terdekat dapat dilakukan untuk mendapatkan terapi yang tepat untuk vaginitis Anda.

Sebab, penanganan yang keliru, dapat memperparah gejala vaginitis dan malah menambah masalah baru.

Kenali Penyebab Dan Gejala Kista Ovarium Berikut Ini Sebelum Terlambat.

Kista ovarium adalah penyakit organ reproduksi yang dapat menimbulkan nyeri dan perdarahan

Kista ovarium terjadi akibat terbentuknya kantung yang berisi cairan di ovarium atau indung telur. Tidak jarang, tanda dan gejala kista ovarium tidak terlalu dapat dirasakan oleh penderitanya.

Meski begitu, pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menimbulkan nyeri dan perdarahan. Kista jenis ini dapat terjadi pada wanita di segala usia, meski lebih sering muncul pada wanita yang sedang berada dalam usia produktif.

Karena itu, para wanita yang masih berada dalam usia produktif, perlu mengenali lebih lanjut mengenai penyebab dan gejala kista ovarium. Dengan begitu, apabila kondisi ini muncul, Anda dapat segera melakukan langkah perawatan yang tepat.

Penyebab Kista Ovarium yang Perlu Anda Kenali

Kista ovarium terbagi dalam beberapa jenis, seperti kista dermoid dan kista endometrioma. Namun, kista fungsional merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak dialami oleh wanita. Kista fungsional juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu kista folikel dan kista corpus luteum.

Berikut ini penyebab terjadinya kedua jenis kista ovarium yang paling sering muncul pada wanita.

1. Kista Folikel

Saat siklus menstruasi wanita berjalan, sel telur akan tumbuh di dalam kantong yang dinamakan folikel. Kantung ini berada di dalam indung telur. Umumnya, kantong ini akan terbuka dan mengeluarkan sel telur.

Namun, pada kondisi tertentu, kantung tersebut tidak terbuka. Hal ini kemudian akan memicu penumpukan cairan di dalam folikel, yang dapat berkembang menjadi kista di ovarium.

2. Penyebab Kista Korpus Luteum

Kantung folikel akan larut dan menghilang setelah sel telur yang terdapat di dalamnya dilepaskan. Namun, apabila kantung tersebut tidak hilang bahkan setelah sel telur dilepaskan, penumpukan cairan dapat terjadi di dalamnya. Penumpukan cairan inilah yang menyebabkan terbentuknya kista korpus luteum.

Selain kedua jenis di atas, berikut ini jenis lain dari kista ovarium yang perlu Anda ketahui.

  • Kista Dermoid. Kista ini tumbuh dengan bentuk serupa kantong yang berisi rambut, lemak, dan jaringan-jaringan lainnya.
  • Kistadenoma. Jenis ini merupakan jenis kista non-kanker yang dapat terbentuk di bagian luar dari ovarium.
  • Endometrioma. Jaringan yang secara normal tumbuh di dalam rahim, dapat terbentuk di luar rahim dan kemudian menempel pada ovarium, sehingga terbentuk kista.

Beberapa wanita juga dapat mengalami kondisi yang dinamakan polycystic ovary syndrome (PCOS). Pada kondisi ini, terdapat banyak kista kecil yang terbentuk di ovarium. Hal ini dapat menyebabkan ovarium untuk membesar. Jika tidak ditangani dengan tepat, PCOS dapat menyebabkan infertilitas pada wanita.

Gejala Kista Ovarium yang Biasa Dirasakan

Pada kebanyakan wanita yang mengalami kista ovarium, gejala dan tandanya kerap tidak disadari. Namun, saat kondisi ini menimbulkan gejala, nyeri di area perut atau pinggul adalah hal yang paling sering dirasakan.

Nyeri yang timbul tersebut dapat disebabkan oleh:

  • Kista yang mengalami ruptur (pecah)
  • Pertumbuhan kista yang berlangsung dengan sangat cepat, sehingga menyebabkan pelebaran jaringan
  • Perdarahan pada kista
  • Kista yang terlilit pembuluh darah (juga dikenal dengan kondisi torsi)

Apabila ukuran kista telah semakin membesar, gejala lain juga mungkin timbul sebagai akibat dari perubahan struktur tubuh. Gejala lain yang mungkin muncul di antaranya:

  • Perut terasa penuh, perut membesar dan terasa kembung
  • Nyeri pada bagian bawah punggung
  • Gangguan pencernaan
  • Cepat merasa kenyang, meskipun hanya makan sedikit
  • Tidak dapat menahan keinginan untuk buang air kecil
  • Kesulitan untuk buang air kecil
  • Sering ingin buang air besar, tapi kesulitan saat buang air besar
  • Merasakan nyeri saat berhubungan seksual

Di samping rasa nyeri, kista yang pecah juga dapat menyebabkan perdarahan. Nyeri yang timbul akibat kondisi ini, umumnya datang secara tiba-tiba, dan hanya terasa pada satu sisi. Rasa nyeri dapat timbul saat olahraga berat. Kista yang pecah tidak menimbulkan gejala seperti demam, atau gangguan pencernaan.

Apabila Anda mengalami kondisi di atas, segera hubungi dokter. Semakin cepat Anda mengenali gejala kista ovarium, maka semakin cepat juga perawatan yang tepat bisa Anda dapatkan.

Hati-Hati, Perut Kembung Bisa Tandakan Penyakit Miom Dalam Tubuhmu.

Diagnosis penyakit miom antara lain dilakukan melalui pemeriksaan panggul

Mioma uteri atau yang dikenal dengan penyakit miom adalah pertumbuhan abnormal atau tumor jinak, yang berasal dari rahim. Miom dapat berukuran kecil, dan juga dapat sangat besar. Akan tetapi, tidak diketahui secara pasti penyebab wanita memiliki mioma uteri.

Penyakit miom pada kebanyakan wanita tidak menunjukkan gejala. Meski demikian, ada pula yang menunjukkan gejala.

Gejala Umum Penyakit Miom

Perdarahan rahim yang abnormal adalah gejala paling umum dari penyakit miom. Hal tersebut dapat menyebabkan Anda mengalami anemia. Selain itu, gejala lain dari penyakit miom yaitu:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyakit miom dapat mengganggu kesuburan, dan menyebabkan masalah pada kehamilan, seperti keguguran berulang kali. Jika memiliki gejala penyakit miom, segera periksakan diri Anda pada dokter.

Riwayat kesehatan keluarga, kelainan genetik, perubahan faktor pertumbuhan, dan kelainan pada sistem pembuluh darah, berperan dalam perkembangan mioma uterus ini.

Selain itu, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit ini, yaitu haid pertama sebelum usia 10 tahun, konsumsi alkohol, infeksi rahim, dan hipertensi.

Diagnosis Penyakit Miom

Penyakit miom didiagnosis melalui pemeriksaan panggul, dan dengan ultrasonografi (USG). USG sangat membantu dalam membedakan penyakit miom dari kondisi lain, seperti tumor ovarium.

Selain itu, pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI) juga berperan dalam mendiagnosis miom. Sebagian besar penyakit miom tidak menyebabkan masalah bagi wanita, dan dapat dibiarkan tanpa pengobatan.

Akan tetapi, miom kadang terus tumbuh, hingga menyebabkan gejala yang signifikan.

Perawatan Penyakit Miom

Dokter akan membuat rencana perawatan berdasarkan usia, ukuran miom, dan kesehatan Anda secara menyeluruh. Pengobatan di rumah dan perawatan alami tertentu, dapat memberikan efek positif terhadap penyakit miom.

Berikut ini jenis perawatan dan kegiatan yang dapat Anda lakukan.

  • Akupuntur
  • Yoga
  • Pijat
  • Perubahan diet dengan menghindari makanan tinggi kalori. Anda dapat menggantinya dengan sayuran hijau.
  • Menghindari stres

Penanganan Penyakit Miom

Obat-obatan untuk mengatur kadar hormon akan diresepkan dokter untuk mengecilkan miom. Gonadotropin pelepas hormon (GnRH) seperti leuprolide, akan menyebabkan kadar estrogen dan progesteron Anda turun, sehingga dapat menyusutkan miom.

Sementara itu, bedah dilakukan untuk mengangkat pertumbuhan miom yang sangat besar atau berjumlah lebih dari satu. Berikut ini pembedahan yang dapat dilakukan tim medis.

1. Miomektomi

Miomektomi abdominal dilakukan dengan membuat sayatan besar di perut, untuk mengakses rahim dan mengangkat miom.

2. Laparoskopi

Laparoskopi dilakukan dengan menggunakan sayatan kecil di perut, dan memasukkan alat bedah serta kamera, untuk memudahkan pengangkatan miom.

3. Forced Ultrasound Surgery (FUS)

Pada prosedur ini dokter akan memvisualisasikan bagian dalam rahim ketika Anda berbaring, dalam mesin MRI khusus. Gelombang suara berenergi, dan berfrekuensi tinggi akan diarahkan untuk menghancurkan miom.

4. Miolisis

Miolisis menyusutkan miom dengan menggunakan arus listrik atau laser.

5. Cryo Miolisis

Cryo miolisis menghilangkan miom dengan membekukannya.

6. Ablasi Endometrium

Ablasi endometrium dilakukan dengan memasukkan alat khusus ke dalam rahim Anda, untuk menghancurkan lapisan rahim menggunakan panas.

7. Embolisasi Arteri Uterina

Embolisasi arteri uterina dilakukan dengan menyuntikkan partikel-partikel kecil ke dalam rahim, untuk memotong pasokan darah miom.

8. Histerektomi

Histerektomi yaitu pengangkatan rahim. Anda tidak dapat menjalani kehamilan, bila melakukan prosedur ini. Histerektomi dilakukan jika kondisi Anda semakin buruk, atau apabila tidak ada perawatan yang berhasil.

Belum ada jaminan bahwa Anda tidak akan memiliki miom lagi. Sebab, miom dapat kembali tumbuh setelah pembedahan. Namun secara umum, miom cenderung menyusut saat menopause.

6 Manfaat Berkeringat Yang Wajib Anda Rasakan.

Mendinginkan tubuh di saat panas adalah salah satu manfaat berkeringat

Saat sedang melakukan berbagai aktivitas, mulai dari naik tangga sampai berolahraga, tubuh Anda mengeluarkan keringat. Semakin intens aktvitas yang Anda lakukan semakin banyak juga keringat yang keluar.

Meski normal, berkeringat membuat tubuh terasa lengket ataupun basah, serta bau. Namun, Anda tidak boleh kesal saat berkeringat, karena keringat memiliki perananan yang penting bagi kesehatan. Lantas, apa manfaat berkeringat?

Manfaat berkeringat yang tidak boleh disepelekan

Keringat adalah salah satu cara alami bagi tubuh untuk mendinginkan tubuh saat kepanasan. Namun itu bukan satu-satunya mengapa tubuh berkeringat. Ini manfaat berkeringat bagi kesehatan.

  • Mendinginkan tubuh

Saat suhu tubuh terlalu panas, otak tidak akan bekerja dengan optimal, karenanya otak akan merespon dengan membuat tubuh berkeringat.

Pengeluaran keringat berperan dalam mendinginkan badan dan membuat suhu tubuh kembali normal agar otak bisa bekerja dengan baik.

  • Membasmi bakteri

Glikoprotein dalam keringat dapat mengikat dan mengeluarkan bakteri dari tubuh. Akan tetapi masih dibutuhkan studi lebih dalam mengenai manfaat berkeringat terhadap pengeluaran bakteri dan infeksi kulit.

  • Membersihkan tubuh dari senyawa yang tidak dibutuhkan

Tubuh selama 24 jam bekerja mencerna berbagai nutrisi yang dimasukkan ke dalam tubuh. Beberapa hasil olahan tersebut tidak digunakan oleh tubuh dan perlu dikeluarkan.

Manfaat berkeringat tidak hanya untuk mengatur suhu tubuh saja, tetapi juga mengeluarkan amonia dan urea yang terbentuk akibat proses pemecahan protein. Kedua senyawa ini tidak dibutuhkan oleh tubuh dan perlu dikeluarkan.

  • Mengeluarkan senyawa PBC dari tubuh

Polychlorinated biphenyls atau PBC merupakan senyawa organik buatan manusia yang dapat menimbulkan berbagai efek negatif terhadap kesehatan. Berkeringat bermanfaat dalam mengeluarkan beberapa jenis senyawa PCB dari dalam tubuh.

  • Menghilangkan senyawa BPA dalam tubuh

Senyawa kimia lain, yaitu bisphenol A (BPA) juga dapat dikeluarkan melalui keringat. Kandungan kimia ini ditemukan dalam pembuatan resin dan plastik serta dapat berdampak negatif terhadap kesehatan otak dan tekanan darah.

  • Mengeluarkan logam berat dari tubuh

Logam berat yang masuk ke dalam tubuh tentunya dapat membahayakan kesehatan. Berkeringat bermanfaat untuk mengeluarkan racun logam berat dari dalam tubuh. Meskipun demikian, masih dibutuhkan riset lebih lanjut mengenai hal ini.

Mengapa keringat bau?

Meskipun sudah mengetahui berbagai manfaat berkeringat, tetapi Anda tetap merasa terganggu dengan baunya. Bau keringat yang muncul ini bukan dikarenakan keringat itu sendiri melainkan bakteri yang bercampur dengan keringat Anda.

Pada mulanya, keringat tidak memiliki bau apapun, tetapi sewaktu keringat bercampur dengan protein yang dilepaskan oleh bakteri yang ada di kulit, maka akan tercipta bau tidak sedap yang mengganggu.

Anda dapat menanggulangi bau keringat dengan rutin mandi menggunakan air dan sabun, serta menggunakan deodoran.

Masalah pada keringat

Normal bagi manusia untuk berkeringat, tetapi ada kalanya Anda mengalami gangguan pada proses berkeringat saat Anda berkeringat terlalu sedikit ataupun terlalu banyak.

Keringat yang berlebih atau hiperhidrosis bisa timbul karena banyak hal, seperti cuaca yang terlalu panas, gangguan pada sistem saraf atau tiroid, dan kadar gula yang rendah.

Sementara terlalu sedikit berkeringat atau anhidrosis dapat terjadi saat Anda mengalami panas yang terlalu berlebih yang dapat membahayakan diri Anda. Anda juga bisa mengalami hal ini karena gangguan kulit atau saraf, dehidrasi, dan luka bakar.

Catatan dari SehatQ

Berkeringat sangat bermanfaat bagi kesehatan dan merupakan proses alamiah yang terjadi tiap harinya. Namun, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter jika Anda selalu berkeringat secara berlebih atau hanya berkeringat sedikit.

Jika Anda mengeluarkan banyak keringat akibat cuaca panas atau sehabis melakukan olahraga yang melelahkan, selalu konsumsi cairan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang melalui keringat dan mencegah dehidrasi.